Halaman
151
Mungkin Anda pernah merasa kagum terhadap kemampuan seseorang
yang dapat mempertahankan keseimbangan berat badannya di atas seutas
tali atau galah pada permainan sirkus. Pemain tersebut mampu
mempertahankan keseimbangan badannya dalam melintasi tali atau galah
yang cukup panjang.
Hal tersebut menunjukkan kepada kita bahwa terdapat sistem regulasi
dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Sistem regulasi tersebut meliputi
penerimaan pesan oleh sistem indra, serta penyampaian dan pengolahan
pesan oleh sistem saraf. Selain itu, terdapat dukungan keseimbangan cairan
tubuh oleh sistem hormon. Hal itulah sebagian anugerah yang diberikan
Tuhan kepada kita.
Sistem indra berperan penting dalam pengenalan semua informasi yang
ada di lingkungan sekitar, seperti panas, cahaya, dingin, ketinggian, getaran,
rasa, dan suara. Bagaimana informasi-informasi yang diterima dari lingkungan
oleh sistem indra itu diolah? Bagaimana peranan sistem saraf dalam
pengolahan informasi tersebut? Bagaimana peranan sistem hormon dalam
sistem regulasi ini? Semuanya akan kita bahas pada bab berikut ini.
Sistem
Regulasi
Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menjelaskan seluk-beluk tubuh manusia. Hal itu
dapat Anda kuasai jika mampu memahami organ, proses, serta kelainan pada sistem regulasi
manusia.
9
B a b 9
A.
Sistem Saraf
B.
Sistem Hormon
C.
Sistem Indra
D.
Gangguan
pada Sistem
Regulasi
Sumber
:
Essentials of Biology
, 1990
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
152
A Sistem Saraf
Informasi lingkungan dari reseptor tubuh atau indra menuju pusat
pengolahan informasi misalnya otak, memerlukan suatu media. Media
tersebut berupa sel, yaitu
sel saraf
(
sel neuron
). Jadi, sel tersebut berfungsi
mengantarkan informasi dari reseptor ke sistem pengolahan informasi,
kemudian menyampaikan tanggapannya ke
efektor
. Adapun efektor berupa
sel atau organ yang digunakan hewan untuk bereaksi terhadap rangsangan.
Informasi yang disampaikan disebut
impuls saraf
. Sistem saraf tersusun atas
sel-sel saraf dan sel-sel pendukungnya (neuroglia). Sel-sel neuroglia
merupakan jaringan penyokong, sebagai isolasi dan tempat makanan
cadangan karena banyak mengandung glikogen.
1. Sel Saraf
Sistem saraf dibangun oleh sel-sel saraf. Sel saraf atau neuron merupakan
sebuah sel dengan struktur yang khas. Untuk mendukung kinerja
menyampaikan sinyal ke sel lainnya, sel neuron membentuk sebuah juluran-
juluran sitoplasma yang disebut
dendrit
. Dendrit inilah yang menjadi
perantara bagi pergerakan sinyal dari organ reseptor ke pusat pengolahan
saraf. Jika simpul ini hilang atau rusak, seseorang akan mengalami kepikunan
(jika terjadi di otak), atau mati rasa (jika terjadi di bagian organ lain).
Sumber
:
www.wikipedia.org
Tokoh
Biologi
Johannes Purkinje
(1787 – 1869)
Johannes Purkinje lahir di
Libochovice, Bohemia
(Chechna). Ia adalah orang
pertama yang menemukan sel
Purkinje, yaitu neuron besar
yang terdapat di otak.
Dendrit
Nukleus
Selubung mielin
Sel Schwann
Akson
Nodus
Ranvier
Terminal
sinapsis
Nodus
Ranvier
Selubung
mielin
Nukleus
Sel Schwann
Arah impuls
Gambar
9.1
Sel saraf memiliki dendrit,
selubung mielin, nodus Ranvier,
sel Schwann, badan sel, dan
inti sel.
Sumber
:
Biology Concepts & Connections
, 2006
Sebuah sel saraf terdiri atas dendrit, selubung mi
elin, nodus Ranvier, sel
Schwann, badan sel, dan inti sel (
Gambar 9.1
).
Akson
(
neurit
) merupakan
bagian sel saraf yang merupakan perpanjangan dari sitoplasma dalam bentuk
tunggal. Akson dibungkus oleh sebuah lapisan lemak yang disebut
selubung
mielin
. Selubung mielin adalah bagian khusus dari membran plasma sel aksesoris
neuron yang disebut
sel Schwann
.
Sel Schwann berfungsi melindungi akson dari kerusakan, luka, atau tekanan.
Sel Schwann termasuk neuroglia. Sel Sc
hwann tersusun beraturan pada akson.
Namun, terdapat bagian akson yang tidak tertutup oleh Sel Schwann yang
disebut
nodus Ranvier
. Nodus Ranvier sangat berguna dalam mekanisme
penghantaran impuls atau rangsang. Badan sel saraf mengandung inti sel,
neurofibril, badan Golgi, mitokondria, dan sitoplasma.
Berdasaran fungsinya sel saraf dapat dibedakan atas sel
saraf sensorik
(saraf aferen), sel
saraf motorik
(saraf eferen), dan sel
saraf interneuron
(saraf konektor, asosiasi, atau ajustor). Sel saraf sensorik membawa informasi
dari reseptor yang berhubungan langsung dengan lingkungan. Sel saraf
• Akson
• Neuron
• Nodus Ranvier
• Selubung mielin
• Sel Schwann
Kata Kunci
1. Dapatkah Anda
menyebutkan bagian-bagian
otak?
2. Apakah yang dimaksud
dengan hormon?
3. Alat indra apa sajakah yang
Anda miliki?
Pramateri
Soal
Sistem Regulasi
153
motorik membawa informasi ke otot atau kelenjar dan membuat mereka
bergerak atau bereaksi. Adapun sel saraf interneuron merupakan penghubung
informasi antara sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.
Berdasarkan strukturnya, sel saraf dibedakan atas
neuron bipolar
,
neuron
unipolar
, dan
neuron multipolar
(Guttman, 1999: 875). Neuron bipolar
memiliki dua juluran dari badan selnya, menjadi dendrit dan akson. Neuron
unipolar memiliki satu juluran dari badan sel yang bercabang menjadi dendrit
dan akson. Adapun neuron multipolar memiliki banyak juluran dendrit dari
badan selnya dan memiliki satu juluran akson (
Gambar 9.2
).
Dendrit
Badan sel
Badan
sel
Dendrit
Akson
Akson
Bipolar
Unipolar
Multipolar
Arah
impuls
Sumber
:
Biology
, 1999
Gambar
9.2
Beberapa struktur sel saraf.
(a) Bipolar, (b) unipolar, dan
(c) multipolar
a
b
c
Ukuran inti sel saraf pada umumnya lebih besar daripada sel lainnya di
tubuh. Sel-sel saraf atau neuron akan bergabung membentuk suatu simpul saraf
yang disebut
ganglion
.
Rangsang bergerak dari sel saraf ke sel saraf lainnya, bermula dari
dendrit menuju akson. Oleh karena itu, dalam pergerakan tersebut kita akan
menemukan hubungan antarneuron melalui kontak juluran dendrit dan akson.
Bagian yang berhubungan dengan sel saraf lain tersebut dikenal dengan
nama
sinapsis
(
Gambar 9.3
).
Presinapsis
Arah dibawanya pesan
Neurotransmiter
Protein reseptor
Sinapsis
Possinapsis
Sumber
:
Biology
, 1999
Gambar
9.3
Sinyal informasi melewati
sinapsis dari presinapsis sel ke
possinaptis sel.
Neurotransmiter dikeluarkan
dari ujung akson. Arah
perambatan transmiter melalui
sinapsis adalah satu arah.
• Ganglion
• Sinapsis
Kata Kunci
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
154
Arah perambatan dari sinapsis sangat khas, yaitu
hanya terjadi dalam satu arah. Perhatikan
Gambar 9.4
.
Jadi, pergerakan impuls saraf hampir sama dengan
pergerakan arus listrik searah. Sel saraf menghubungkan
antara sel penerima rangsang dan pusat informasi serta
menghantarkan perintah pada organ target dalam satu
arah. Secara umum, neuron memiliki beberapa fungsi
sebagai berikut.
1.
Menghubungkan impuls ke pusat saraf atau neuron
sensorik (neuron aferen). Pada neuron sensorik,
bagian dendritnya akan berhubungan dengan organ
reseptor, sedangkan aksonnya berhubungan dengan
neuron lain.
2.
Menyampaikan impuls dari pusat saraf ke organ
target atau neuron motorik (neuron eferen). Dendrit
akan berhubungan dengan sistem saraf pusat,
sedangkan aksonnya berhubungan dengan organ
efektor.
3.
Menghubungkan antara neuron sensorik dan motorik
atau disebut
interneuron
. Bagian interneuron yang
menghubungkan antarneuron di otak dinamakan
neuron konektor
. Sementara itu, interneuron di
sumsum tulang belakang disebut
neuron ajustor
.
2. Komunikasi Neuron
Neuron-neuron yang berhubungan dalam sebuah sinapsis mempunyai
mekanisme khas dalam menyampaikan perambatan impuls. Antara neuron
dan neuron tidak terjadi hubungan langsung karena terdapat sebuah celah
sempit yang berfungsi untuk menghantarkan impuls di sinapsis. Celah ini
disebut dengan
celah sinaptik
yang akan meneruskan impuls dari neuron
ke neuron lainnya melalui sebuah perantara yang disebut
neurotransmitter
.
Neurotransmitter merupakan sebuah cairan kimia dalam tubuh, seperti
asetilkolin, serotonin, atau noradrenalin yang berfungsi menghantarkan
impuls. Sinapsis terdapat di antara akson neuron yang satu dengan dendrit
atau badan sel atau akson dari neuron lain.
Agar dapat menghantarkan impuls, akson harus mencapai potensial
tertentu yang lebih negatif hingga mencapai suatu ambang batas. Pada saat
ambang batas ini, keadaan potensial di dalam akson dinamakan
potensial
aksi
. Jadi, neuron dapat merambatkan impuls jika mencapai potensial aksi.
Potensial ini sebenarnya terbentuk dari perbedaan muatan yang dimiliki
oleh ion-ion yang berada di dalam sel, yaitu Cl
–
, A
–
, Na
+
, dan K
+
yang berada
di luar dan di dalam sel. Ion A
–
(anorganik) hanya terdapat di cairan
intraseluler. Pada saat istirahat, ion Cl
–
dan Na
+
lebih banyak terdapat di
luar sel (ekstraseluler) dibandingkan ion A
–
dan K
+
yang berada di dalam
sel (intraseluler).
Membran selubung mielin adalah sebuah membran yang semipermeabel
yang dapat ditembus oleh ion-ion dengan mekanisme transpor aktif atau
pompa ion. Adanya rangsang akan mengubah susunan potensial listrik yang
ada sehingga terjadi pergerakan keluar-masuknya ion.
Neuron yang berada dalam keadaan istirahat dengan potensial di dalam
selnya lebih negatif dibandingkan potensial di bagian luar disebut dalam
keadaan
polarisasi
atau potensial istirahat. Perubahan potensial atau
depolarisasi akan terjadi jika ada perubahan muatan dalam membran. Ion
Na
+
dan Cl
–
akan bergerak masuk ke dalam sel pada saat adanya impuls.
Reseptor saraf di kulit
menerima stimulus.
Neuron sensorik
meneruskan pesan
sentuhan tersebut. ke
saraf pusat
Pesan diterjemahkan
dan respons dikirim ke
saraf motorik.
Saraf motorik
meneruskan respons ke
otot pundak.
Otot leher diaktifkan dan
kepala berbalik arah.
Sumber
:
www.sirinet.net
a
b
c
d
e
Gambar
9.4
Skema hubungan kerja sel saraf
sensorik-interneuron-motorik.
Pergerakan impuls saraf
sangat bervariasi pada setiap
spesies makhluk hidup. Pada
seekor lobster, pergerakan
impuls saraf dapat mencapai
6–12 meter/detik, pada katak
28–30 meter/detik, dan pada
Mammalia mencapai 120
meter/detik.
Sumber
:
eneral oology
, 1978
Wawasan
Biologi
Neurotransmitter
Kata Kunci
Sistem Regulasi
155
Implus bergerak sepanjang akson
Daerah yang mengalami
depolarisasi
akan membentuk suatu aliran listrik
sehingga menjadi depolarisasi. Bagian yang terdepolarisasi ini akan kembali
membentuk aliran listrik dengan daerah lainnya yang masih dalam keadaan
polarisasi sehingga menjadi terdepolarisasi. Begitu set
erusnya sehingga terjadi
penjalaran listrik atau yang dikenal dengan
impuls saraf
(
Gambar 9.5
).
Muatan
listrik
membran
Keadaan
polarisasi
Impuls mengubah polaritas
(depolarisasi)
Bagian akson
Sumber
:
Heath Biology
, 1985
Gambar
9.5
Perjalanan impuls pada saraf.
Selama penjalaran impuls saraf,
polaritas membran sel menjadi
terbalik. Impuls saraf bergerak
sepanjang akson.
Ketika impuls mencapai ujung akson. Impuls tersebut harus melewati
sinapsis menuju otot, kelenjar, atau saraf lainnya. Misalkan sebuah neuron
memiliki hubungan sinapsis dengan neuron lain, akson dari neuron pertama
akan melepaskan neuronsmitter yang akan menyebabkan penjalaran impuls
pada neuron kedua. Misalkan, sebuah neuron memiliki hubungan sinapsis
dengan sebuah sel otot. Untuk membuat otot tersebut berkontraksi, sinyal
impuls harus mencapai sel otot. Bagaimanakah caranya?
Ketika impuls mencapai ujung akson, akson akan mengekresikan
neurotransmitter, yaitu asetilkolin. Molekul asetilkolin berfungsi melewati
sinapsis sel otot. Ketika mereka berikatan dengan reseptor molekul pada
membran sel, sel otot akan berkontraksi. Asetilkolin tidak akan aktif
selamanya. Sel otot mengeluarkan enzim yang disebut
asetilkolinterase
.
Enzim ini membuat asetilkolin tidak aktif dan sel otot relaksasi. Sel otot
akan berinteraksi kembali jika asetilkolin dilepaskan kembali oleh akson
(
Gambar 9.6
).
arah
potensial
aksi
arah potensial
aksi
a
b
c
Sumber
:
Biology: Discovering Life
, 1991
Gambar
9.6
(a) Ujung akson melepaskan
asetilkolin. (b) Asetilkolin
diterima reseptor menyebabkan
terjadinya potensial aksi.
(c) Terjadi potensial aksi yang
akan membuat sel otot
berkontraksi.
• Depolarisasi
• Impuls
Kata Kunci
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
156
Arah impuls saraf hanya terjadi dalam satu arah, baik dari dendrit
menuju akson ataupun antarneuron. Jika bekerja terus-menerus, sel saraf
akan mengalami kelelahan. Contohnya, ketika kita membaui sesuatu yang
tidak enak, lama-kelamaan bau tersebut tidak akan sekeras pada awalnya.
Kecepatan rambat impuls dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya
sebagai berikut.
a.
Diameter serabut saraf
Sel saraf dengan diameter besar akan lebih cepat merambatkan impuls
dibandingkan dengan sel saraf dengan diameter yang lebih kecil.
b.
Selubung mielin
Daerah akson yang tertutup mielin akan menghantarkan impuls lebih
cepat dibandingkan dengan akson yag tidak tertutup mielin.
c.
Suhu
Hingga ambang batas tertentu kenaikan suhu akan mempercepat
penghantaran impuls dibandingkan ketika suhu rendah. Hal tersebut
dibuktikan dengan lebih cepatnya perambatan impuls pada hewan
homoioterm, seperti Mammalia dibandingkan hewan berdarah dingin
poikiloterm, seperti Reptilia atau Amphibia.
Impuls saraf yang telah mencapai sinapsis, diteruskan oleh cairan kimia
yang disebut neurotransmitter. Saat ini, telah diketahui 50 jenis
neurotransmitter dan neuropeptida (suatu molekul protein kecil yang
berfungsi seperti neurotransmitter). Beberapa neurotransmitter yang dikenal
luas adalah sebagai berikut.
a.
Asetilkolin
Asetilkolin banyak ditemukan di otak dan merupakan satu-satunya
neurotransmitter yang ditemukan di sinapsis dan otot.
b.
Dopamin
Neurotransmitter ini dikeluarkan oleh bagian neuron yang mengalami
kerusakan. Dopamin akan banyak ditemukan pada sinapsis penderita
penyakit Parkinson. Penyakit Parkinson, seperti yang diderita oleh petinju
legendaris Mohammad Ali, adalah jenis penyakit dengan ciri-ciri susah
mengendalikan pergerakan dan goncangan pada tangan (
tremor
).
c.
Serotonin
Serotonin merupakan jenis neurotransmitter yang ada di otak dan
sumsum tulang belakang. Serotonin bertugas dalam penghambatan
impuls rasa sakit. Selain itu, serotonin juga diduga memengaruhi tidur
dan perasaan kita (
mood
).
d. Norepinefrin
Norepinefrin banyak dikeluarkan pada sinapsis yang berhubungan
dengan alat kerja organ dalam, seperti jantung, hati, paru-paru, serta
alat pencernaan. Struktur kimianya mirip dengan hormon adrenalin yang
bekerja pada saat kondisi tubuh tertekan (
stress
).
e.
Neuropeptida
Contoh neuropeptida adalah opioid yang banyak berpengaruh dalam
pengaturan kondisi tubuh, seperti rasa lapar, temperatur tubuh, rasa
marah, dan perasaan-perasaan lain yang ditimbulkan secara emosional.
3. Susunan Saraf Manusia
Dalam tubuh manusia, terdapat dua sistem susunan saraf, yaitu
sistem
saraf pusat
dan
sistem saraf tepi
. Sistem saraf pusat terdiri atas
otak
dan
sumsum tulang belakang
. Sistem saraf tepi menghubungkan sistem saraf
pusat dengan seluruh tubuh. Di sistem saraf tepi inilah, neuron sensorik
dan motorik bekerja. Untuk lebih jelasnya, perhatikan bagan berikut.
Sumber
:
Concise Encyclopedia
ature
, 1994
Tokoh
Biologi
Johannes Muller
(1801 – 1858)
Johannes Muller adalah
seorang ahli fisiologi asal
Jerman. Ia salah seorang
pelopor fisiologi. Ia meneliti
sistem sirkulasi, alat-alat
indra, dan sistem saraf
manusia.
Sistem Regulasi
157
Sistem saraf
Sistem saraf pusat
Sistem saraf tepi
Otak
Otak
tengah
Otak
belakang
Otak
depan
Sumsum tulang
belakang
31 pasang di
sumsum
tulang
belakang
12
pasang di
otak
Sistem saraf
tubuh (somatik)
Sistem saraf
parasimpatetik
Sistem
saraf
simpatetik
Sistem saraf
otonomi (otonom)
Gambar
9.7
Bagan pembagian kerja susunan
saraf pada manusia.
a. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi
pada tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama
yang menjadi penggerak sistem saraf pusat adalah
otak
dan
sumsum tulang
belakang
. Otak manusia merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh
tulang tengkorak. Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh
ruas-ruas tulang belakang.
Struktur khas dalam sistem saraf pusat adalah adanya
area kelabu
(
grey
matter
) dan
area putih
(
white matter
) (
Gambar 9.8
). Area kelabu merupakan
kumpulan dari akson yang dibungkus oleh selubung mielin, sedangkan area
kelabu merupakan kumpulan dari badan sel dan dendrit yang dilingkupi
oleh banyak sinapsis. Area putih terdapat di otak bagian dalam dan area
kelabu terdapat di bagian luarnya (korteks). Sementara itu, pada sumsum
tulang belakang berlaku sebaliknya.
Selaput
meningia
Vertebrae
Sumsum
punggung
Ganglion
Saraf
punggung
Area kelabu
Area putih
Gambar
9.8
Tampilan melintang pada
sumsum punggung yang
menunjukkan adanya area kelabu
dan area putih.
Sumber
:
Biology: Discovering Life
, 1991
Sistem saraf pusat dilindungi oleh jaringan ikat yang menjaga dan
mendukung aktivitas sistem saraf pusat yang disebut
selaput meningia
(
meninges
). Selaput ini terdiri atas tiga bagian (
Gambar 9.9
), yaitu sebagai
berikut.
1)
Piamater
Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf pusat.
Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
2)
Arakhnoid
Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan
duramater.
•Otak
• Sumsum tulang belakang
Kata Kunci
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
158
3)
Duramater
Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di antara
piamater dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut
cairan
serebrospinal
. Dengan adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan terhadap
goncangan dan benturan dengan kranium. Kadangkala seseorang
mengalami infeksi pada lapisan meninges, baik pada cairannya ataupun
lapisannya yang disebut
meningitis
.
1)
Otak
Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat
total otak dewasa adalah sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar
1,4 kilogram dan mempunyai sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi
di otak dilakukan pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area
penerjemahan neuron sensorik.
Permukaan otak tidak rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan
neuron yang berada di dalamnya. Semakin berkembang otak seseorang,
semakin banyak lekukannya. Lekukan yang berarah ke dalam (lembah)
disebut
sulkus
dan lekukan yang berarah ke atas (gunungan) dinamakan
girus
.
Otak mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang
saraf kranial. Setiap saraf tersebut akan bermuara di bagian otak yang khusus.
Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu
otak depan
,
otak
tengah
, dan
otak belakang
(
Gambar 9.10
). Para ahli mempercayai bahwa
dalam perkembangannya, otak vertebrata terbagi menjadi tiga bagian yang
mempunyai fungsi khas. Otak belakang berfungsi dalam menjaga tingkah
laku, otak tengah berfungsi dalam penglihatan, dan otak depan berfungsi
dalam penciuman (Campbell,
et al
, 2006: 578)
Korteks serebral
Serebrum
Talamus
Hipotalamus
Kelenjar pituitari
Pons varoli
Medula oblongata
Serebelum
Sumsum tulang
belakang
Otak
depan
Otak tengah
Otak
belakang
Sumber
:
Biology Concepts & Connections
, 2006
Gambar
9.10
Bagian-bagian dari otak
manusia.
• Cairan serebrospinal
• Girus
• Sulkus
Kata Kunci
Sumsum
tulang belakang
Sumber
:
Biology: Discovering Life
, 1991
Gambar
9.9
Sistem saraf pusat dilindungi
oleh selaput meninges yang
terdiri atas lapisan piamater,
arakhoid, dan duramater. Selain
itu, terdapat juga cairan
serebrospinal yang turut
berperan melindungi sistem
saraf.
Tengkorak
Meninges
Otak besar
Batang otak
Otak kecil
Medula
oblongata
Tengkorak
Duramater
Arakhnoid
Subarakhnoid
Piamater
Sistem Regulasi
159
a)
Otak depan
Otak depan terdiri atas
otak besar
(
cerebrum
),
talamus
, dan
hipotalamus
. Otak besar merupakan bagian terbesar dari otak, yaitu
mencakup 85% dari volume seluruh bagian otak. Bagian tertentu merupakan
bagian paling penting dalam penerjemahan informasi yang Anda terima dari
mata, hidung, telinga, dan bagian tubuh lainnya. Bagian otak besar terdiri
atas dua belahan (
hemisfer
), yaitu belahan otak kiri dan otak kanan (
Gambar
9.11
). Setiap belahan tersebut akan mengatur kerja organ tubuh
yang berbeda.
Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja organ tubuh
bagian kiri, serta bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah
yang berkaitan dengan seni atau kreativitas. Bagian otak kiri
mempengaruhi kerja organ tubuh bagian kanan serta bekerja aktif
pada saat Anda berpikir logika dan penguasaan bahasa atau
komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan
hemisfer
otak, terdapat
jembatan jaringan saraf penghubung yang disebut dengan
corpus
callosum
.
Talamus
mengandung badan sel neuron yang melanjutkan
informasi menuju otak besar. Talamus memilih data menjadi
beberapa kategori, misalnya semua sinyal sentuhan dari tangan.
Talamus juga dapat menekan suatu sinyal dan memperbesar
sinyal lainnya. Setelah itu talamus menghantarkan informasi
menuju bagian otak yang sesuai untuk diterjemahkan dan ditanggapi.
Hipotalamus
mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan
berbagai macam hormon. Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu tubuh,
tekanan darah, rasa lapar, rasa haus, dan hasrat seksual. Hipotalamus juga
dapat disebut sebagai pusat kecanduan karena dapat dipengaruhi oleh obat-
obatan yang menimbulkan kecanduan, seperti amphetamin dan kokain. Pada
bagian lain hipotalamus, terdapat kumpulan sel neuron yang berfungsi
sebagai
jam biologis
. Jam biologis ini menjaga ritme tubuh harian, seperti
siklus tidur dan bangun tidur.
Di bagian permukaan otak besar terdapat bagian yang disebut
telensefalon
serta
diensefalon
. Pada bagian diensefalon, terdapat banyak
sumber kelenjar yang menyekresikan hormon, seperti hipotalamus dan
kelenjar pituitari
(
hipofisis
). Bagian telensefalon merupakan bagian luar
yang mudah kita amati dari model torso.
Hemisfer
otak kanan
Hemisfer
otak kiri
Corpus
callosum
Gambar
9.11
Otak besar terdiri atas dua
belahan, yaitu hemisfer otak kiri
dan hemisfer otak kanan.
Para peneliti memperhatikan
hubungan antara kebiasaan
merokok dan kelambanan kerja
otak. Hal tersebut diduga
disebabkan oleh kandungan
racun tembakau yang ada di
setiap batang rokok yang
dihisap, yaitu nikotin.
Wawasan
Biologi
Gambar
9.12
Pembagian fungsi otak yang
berada dibelahan (hemisfer)
otak besar.
Bagian manakah yang berfungsi
dalam penglihatan?
Area asosiasi
somatosensoris
Membaca
Area
asosiasi
visual
Penglihatan
Bicara
Rasa
Pendengaran
Auditori
Penciuman
Bicara
Area asosiasi
frontal
Lobus frontal
Korteks motorik
Somatosensoris
Lobus
temporal
Lobus parietal
Lobus oksipital
Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas yang berbeda terhadap
informasi yang masuk. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut.
(1)
Temporal
, berperan dalam mengolah informasi suara.
(2)
Oksipital
, berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari
penglihatan.
Sumber
:
Biology Concepts &
Connections
, 2006
Sumber
:
Biology Concepts & Connections
, 2006
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
160
(3)
Parietal
, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta
berhubungan dengan pengenalan posisi tubuh.
(4)
Frontal
, merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan
perencanaan kegiatan manusia (
Gambar 9.12
).
b) Otak tengah
Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam
sinkronisasi pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motorik, serta pusat
pengaturan refleks pupil pada mata. Pada bagian ini, banyak diproduksi
neurotransmitter yang mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan
pada bagian ini, orang akan mengalami penyakit parkinson. Sebagai pusat
relaksasi, bagian otak tengah banyak menghasilkan neurotransmitter
dopamin.
c)
Otak belakang
Otak belakang tersusun atas
otak kecil
(
cerebellum
),
medula oblongata
,
dan
pons varoli
. Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yang
diterima dari sistem gerak sehingga berperan penting dalam menjaga
keseimbangan tubuh pada saat beraktivitas. Kerja otak kecil berhubungan
dengan sistem keseimbangan lainnya, seperti proprioreseptor dan saluran
keseimbangan di telinga yang menjaga keseimbangan posisi tubuh. Informasi
dari otot bagian kiri dan bagian kanan tubuh yang diolah di bagian otak
besar akan diterima oleh otak kecil melalui jaringan saraf yang disebut
pons
varoli
.
Di bagian otak kecil terdapat saluran yang menghubungkan antara otak
dengan sumsum tulang belakang yang dinamakan
medula oblongata
. Batas
antara medula oblongata dan sumsum tulang belakang tidak jelas. Oleh
karena itu, medula oblongata sering disebut sebagai sumsum lanjutan.
Perhatikan
Gambar 9.13
.
Pons varoli dan medula oblongata, selain berperan sebagai pengatur
sistem sirkulasi, kecepatan detak jantung, dan pencernaan, juga berperan
dalam pengaturan pernapasan. Bahkan, jika otak besar dan otak kecil
seseorang rusak, ia masih dapat hidup karena detak jantung dan
pernapasannya yang masih normal. Hal tersebut dikarenakan fungsi medula
oblongata yang masih baik. Peristiwa ini umum terjadi pada seseorang yang
mengalami koma yang berkepanjangan. Bersama otak tengah, pons varoli
dan medula oblongata membentuk unit fungsional yang disebut batang otak
(
brainstem
).
2)
Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang merupakan salah satu bagian dari sistem saraf
pusat manusia yang menghubungkan sistem saraf tepi dan sistem saraf pusat
di otak. Sumsum tulang belakang pada laki-laki umumnya mempunyai
panjang sekitar 45 cm, sedangkan pada wanita adalah 43 cm. Sumsum tulang
belakang dilindungi oleh bagian-bagian tulang belakang, yaitu tulang
serviks
,
toraks
,
lumbar
, dan
sakral
. Setiap bagian tulang tersebut mempunyai dua
fungsi jenis saraf dalam tubuh yang berlainan. Selain berfungsi menghubung-
kan impuls ke otak, sumsum tulang belakang berperan juga dalam mekanisme
pergerakan refleks.
Ada 31 pasang saraf di tulang belakang yang tersebar mulai dari tengkorak
hingga tulang ekor. Sel saraf tulang belakang terdiri atas bagian akar ventral
dan akar dorsal. Sementara itu, sel saraf lainnya di tulang belakang hanya
berfungsi sebagai sel saraf penghubung (interneuron) (
Gambar 9.14
).
Otak tengah
Otak besar
Talamus
Otak
kecil
Medula
oblongata
Pons varoli
Hipofisis
Gambar
9.13
Otak kecil, pons varoli, dan
medula oblongata.
Sumber
:
Heath Biology
, 1985
• Cerebellum
• Medula oblongata
• Pons varoli
Kata Kunci
Sistem Regulasi
161
Area kelabu
Area putih
Akar dorsal
Ganglion punggung
Cabang dorsal
Saraf punggung
Cabang ventral
Akar ventral
Cabang autonomik
Gambar
9.14
Susunan saraf pusat di tulang
belakang.
b. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari jalur
rangsang dan tanggapan pada sistem saraf pusat. Dari diagram sebelumnya,
dapat diketahui bahwa sistem saraf tepi dibangun oleh dua tipe sel saraf,
yaitu
sel saraf somatik
dan
sel saraf otonom
. Kedua jenis sel saraf ini,
dibangun oleh sistem saraf sensorik dan motorik sehingga menjadi perantara
impuls antartubuh dengan sistem saraf pusat.
Sistem saraf somatik membawa pesan dari organ reseptor tubuh menuju
sistem saraf pusat. Sistem saraf somatik terdiri atas 12 pasang
saraf kranial
di
otak (
Tabel 9.1
) dan 31 pasang
saraf spinal
. Saraf kranial keluar dari otak.
Umumnya saraf ini terhubung dengan organ atau jaringan di kepala dan muka.
Adapun saraf spinal keluar dari sumsum tulang belakang.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tabel 9.1
Dua Belas Pasang Saraf Kranial di Otak
Nama Saraf
Tipe
Olfaktori
Optik
Okulomotor
Troklear
Trigeminal
Abdusena
Fasial
Auditori
Glosofaring
Vagus
Aksesori
Hipoglossal
Sensorik
Sensorik
Motorik
Motorik
Campuran
Motorik
Campuran
Sensorik
Campuran
Campuran
Motorik
Motorik
Fungsi
Penciuman
Penglihatan
Pergerakan otot bola mata dan kelopak mata
Pergerakan otot bola mata
Sensorik: sensasi di wajah dan mulut,
motorik: mengunyah
Pergerakan bola mata
Sensorik: rasa (kecap), motorik: pergerakan di
wajah dan kelenjar pencernaan
Pendengaran dan keseimbangan tubuh
Sensorik: rasa (kecap), motorik: menelan
Saraf utama untuk sistem pusat parasimpatik
Menelan dan pergerakan leher
Otot di lidah
Berbeda dengan sistem saraf somatik, sistem saraf otonom bekerja di
luar kesadaran dan memengaruhi kerja otot organ dalam, seperti usus halus
dan jantung. Sistem ini terbagi lagi menjadi sistem
saraf simpatetik
dan
sistem
saraf parasimpatetik
(
Gambar 9.15
). Sistem saraf otonom disusun
oleh saraf sensorik dan saraf motorik.
Sumber
:
Biology Concepts & Connections
, 2006
• Saraf parasimpatetik
• Saraf simpatetik
• Sel saraf otonom
• Sel saraf somatik
Kata Kunci
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
162
Simpatetik
Parasimpatetik
Mengecilkan pupil
Mencegah
pengeluaran
cairan ludah
Meningkatkan
frekuensi detak
jantung
Membuat bronki
berelaksasi
Mencegah sekresi
dan gerakan
peristaltik
Mengubah glikogen
menjadi glukosa
Mensekresi
adrenalin dan
nonadrenalin
Mencegah
kantung empedu
berkontraksi
Membuat kantung
empedu berkontraksi
Menstimulasi
pengeluaran cairan
empedu
Menstimulasi sekresi
dan gerakan
peristaltik
Membuat bronki
berkontraksi
Menurunkan
frekuensi detak
jantung
Menstimulasi cairan
ludah
Membesarkan pupil
Gambar
9.15
Pembagian kerja sistem saraf
simpatetik dan parasimpatetik.
Sumber
:
www.users.rcn.com
Sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik umumnya akan bekerja pada
organ target yang sama dengan sifat bertolak belakang. Sistem saraf
parasimpatetik
mengatur banyak sistem kerja tubuh, seperti mengendurkan
laju detak jantung, penyempitan pupil, dan kontraksi kandung kemih.
Sementara itu, saraf simpatetik bekerja sebaliknya, seperti mempercepat
detak jantung, pelebaran pupil, dan relaksasi kandung kemih.
c. Gerak Refleks
Pada saat Anda berjalan, secara tidak sengaja kaki Anda menginjak duri.
Apakah Anda perlu berpikir untuk menentukan apa yang harus Anda perbuat
pada saat duri menusuk Anda? Tentu tidak. Secara spontan, Anda akan
melompat atau menghindar dari duri tersebut. Gerak tersebut dinamakan
gerak refleks
. Gerak refleks merupakan respons sel saraf motorik, sensorik,
interneuron, efektor, dan organ-organ sensor secara cepat dalam waktu
bersamaan. Gerak refleks berada di dalam jalur saraf tepi di bawah kendali
sistem saraf somatik yang bekerja dalam kondisi tak sadar. Pada gerak
refleks, jalur penghantaran impuls dipersingkat sehingga tidak perlu ada
regulasi dari sistem saraf di otak. untuk lebih jelasnya, perhatikan
berikut.
Interneuron
Saraf motorik
Sel otot
berkontraksi
Saraf sensorik
Reseptor
Sumber
:
www.sirinet.net
Gambar
9.16
Pada gerak refleks, jalur
penghantar impuls dipersingkat
sehingga tidak perlu adanya
regulasi dari sistem saraf di
otak.
Gerak refleks
Kata Kunci
Sistem Regulasi
163
Gerak Refleks
Tujuan
Menunjukkan dan menjelaskan gerak refleks
Alat dan Bahan
Palu kejut atau palu karet
Langkah Kerja
1.
Suruhlah salah satu teman kelompok Anda untuk duduk di kursi yang cukup
tinggi hingga salah satu kakinya bebas menggantung.
2.
Pukullah ligamen patella teman Anda dengan palu kejut. Ligamen patella
terletak di bawah tempurung lutut. Jangan memukul terlalu keras dan
posisikan dirimu di samping teman Anda yang sedang diuji.
Jawablah pertanyaan berikut untuk menyimpulkan fakta
.
1.
Apa yang terjadi setelah ligamen patella teman Anda dipukul? Diskusikan
hasilnya bersama teman kelompok Anda.
2.
Jelaskan jalur refleks yang terjadi.
Kegiatan
9.1
Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda.
1.
Jelaskan struktur dan fungsi sel saraf.
2.
Jelaskan proses merambatnya implus pada sistem
saraf.
Soal Penguasaan
Materi
9.1
Selain sistem saraf, terdapat sistem kelenjar di dalam tubuh yang ikut
menentukan keseimbangan dan regulasi, yaitu
sistem hormon
. Hormon
merupakan suatu zat kimia yang diproduksi oleh tubuh, dalam konsentrasi
kecil yang dapat menimbulkan efek fisiologis pada organ target. Hormon
dihasilkan oleh
kelenjar endokrin
tubuh dan ditransportasikan dalam aliran
darah.
Selain kelenjar endokrin, terdapat juga
kelenjar eksokrin
yang
menyekresikan zat kimia. Perbedaannya terletak pada tempat kerja cairan
kimia yang dihasilkannya. Kelenjar eksokrin disekresikan ke luar tubuh,
seperti keringat dan enzim di mulut. Adapun hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin diedarkan di dalam tubuh oleh sistem peredaran darah.
Hormon bekerja secara efektif jika dalam jumlah yang sesuai, jika jumlah
hormon yang disekresikan berlebih atau kurang, akan timbul kelainan-
kelainan pada tubuh. Hormon dan sistem saraf bersama-sama mengatur
regulasi tubuh, yaitu sebagai berikut.
a.
Mengatur kesetimbangan cairan tubuh dalam proses homeostatis (nutrisi,
metabolisme, kesetimbangan garam dan air, kesetimbangan gula hingga
ekskresi)
b.
Bereaksi terhadap rangsang dari luar tubuh
c.
Berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
d . Pengaturan dan penyimpanan energi
B Sistem Hormon
Tendon
Tempurung
Bagian
yang
dipukul
Sumber
:
Biological Science
, 1986
3.
Bagaimana susunan sistem saraf pada manusia.
• Hormon
• Kelenjar eksokrin
• Kelenjar endokrin
Kata Kunci
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
164
Meskipun sama-sama berperan dalam sistem regulasi, tetapi terdapat
perbedaan sistem kerja pada hormon dan saraf. Perbedaan tersebut terletak
pada jeda waktu yang diperlukan oleh kedua sistem dalam menanggapi
rangsang atau stimulus. Sistem saraf menanggapi rangsang dengan cepat,
sedangkan sistem hormon menanggapi rangsang dengan lambat. Hal tersebut
dapat dimengerti karena jalur perambatan rangsang berbeda pada saraf dan
hormon. Oleh karena itu, hormon dapat dirasakan efek kerjanya 30 menit
hingga beberapa jam setelah hormon disekresikan.
Seperti halnya saraf, hormon bekerja dengan sangat spesifik. Sel target
atau organ target yang akan dituju harus dilengkapi dengan sebuah reseptor
yang dikenal oleh hormon, jika tidak dikenali, hormon tidak akan bereaksi.
Beberapa bagian dalam tubuh tempat diproduksinya hormon disebut
kelenjar endokrin. Hampir seluruh lokasi organ yang menghasilkan hormon
ada di bagian dalam tubuh, tersembunyi, dan terlindungi sehingga cenderung
aman dari pengaruh luar (
Gambar 9.17
).
Gambar
9.17
Lokasi kelenjar endokrin di
dalam tubuh manusia.
1. Hipotalamus dan Hipofisis
Hipotalamus mengontrol kerja dari kelenjar pituitari (kelenjar hipofisis).
Kelenjar hipofisis disebut juga
master of gland
karena banyak menyekresikan
hormon dan memengaruhi kerja hormon yang dihasilkan oleh kelenjar lain
di dalam tubuh. Hipotalamus terletak di bagian dalam-bawah otak. Kelenjar
hipotalamus memerintahkan kelenjar hipofisis bagian depan dan belakang
untuk menghasilkan atau menghambat produksi hormon kelenjar endokrin
lain sesuai dengan kebutuhan. Hipotalamus sangat penting karena menjadi
penghubung dan pengatur komunikasi antara sistem hormon dan sistem
saraf. Selain itu, berperan juga dalam mengatur pertumbuhan dan
perkembangan manusia.
Hipotalamus dapat berkomunikasi dengan kelenjar hipofisis dengan dua
cara, yaitu dengan impuls saraf atau dengan mengeluarkan hormon. Misalnya,
jika tekanan darah turun, hipotalamus mengirimkan implus saraf ke kelenjar
hipofisis bagian depan. Akbatnya, hipofisis menyekresikan ADH (
antidiuretic
hormone
) yang menyebabkan tekanan darah naik. Hipotalamus juga dapat
mengeluarkan hormon yang disebut
releasing hormone
dan
inhibiting hormone
.
Kelenjar adrenal
Hipotalamus
Kelenjar tiroid
Kelenjar pineal
Kelenjar hipofisis
Kelenjar paratiroid
Kelenjar timus
Kelenjar pankreas
Testis (pria)
Ovarium (wanita)
Sumber
:
Biology
, 1998
Sistem Regulasi
165
Pembuluh darah
Releasing Hormone
dari hipotalamus
Sel
neurosekretori
Hipofisis
anterior
Hormon hipofisis
Tiroid Kelenjar
adrenalin
Testis
atau
ovarium
Seluruh
tubuh
Kelenjar
mamae
Reseptor
sakit di otak
Hormon
Hipotalamus
Sel
neurosekretori
Hipofisis
posterior
Pembuluh
darah
Hipofisis
anterior
Kontraksi otot rahim,
kelenjar susu
Mekanisme
pengeluaran urine
di ginjal
Oksitosin
ADH
Endorfin
Prolaktin
(PRL)
Growth
hormone
(GH)
FSH
LH
ACTH
TSH
a
b
Sumber
:
Biology Concepts & Connections
, 2006
Gambar
9.18
(a) Hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar hipofisis anterior. (b)
Hormon oleh kelenjar hipofisis
posterior.
Hormon apakah yang dihasilkan
oleh hipofisis posterior?
Releasing hormone
merangsang kelenjar hipofisis menyekresikan hormon
tertentu.
Inhibiting hormone
menekan kelenjar hipofisis sehingga tidak
menyekresikan hormon tertentu.
Dari 9 jenis hormon yang disekresikan kelenjar hipofisis, 7 hormon
disekresikan bagian depan (anterior) hipofisis dan 2 lainnya oleh bagian
belakang (posterior) hipofisis. Kelenjar hipofisis posterior tersusun atas
jaringan saraf dan sebenarnya merupakan bagian dari hipotalamus. Kelenjar
hipofisis anterior tersusun atas sel-sel endokrin yang menyintesis dan
menyekresikan beberapa hormon ke dalam darah.
a. Hipofisis Anterior
Bagian hipofisis anterior (depan) menghasilkan hormon-hormon sebagai
berikut (Campbell, 1998: 925).
1)
FSH (
folikel stimulating hormone
), berfungsi merangsang pematangan
folikel de Graaf tempat sel telur berada.
2)
LH (
lutenizing hormone
), yaitu hormon yang berperan dalam pematangan
sel gonad pada wanita.
3) ACTH (
adrenocorticotropic hormone
), yaitu hormon yang berperan
merangsang kelenjar adrenal untuk mengeluarkan hormon tertentu.
4)
TSH (
tyroid stimulating hormone
), merangsang kelenjar tiroid
mengeluarkan hormon tiroksin.
5)
Prolaktin, hormon ini mengaktivasi air susu pada ibu yang sedang
menyusui.
6)
GH (
growth hormone
), merangsang pertumbuhan tulang dan bagian tubuh
lainnya dan berperan membantu penyerapan nutrisi tubuh.
7)
Endorfin, merupakan hormon yang berfungsi sebagai penghilang rasa
sakit. Beberapa narkotika menghasilkan efek yang sama dengan endorfin.
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
166
b. Hipofisis Posterior
Bagian hipofisis (belakang) ini menghasilkan hormon-hormon sebagai
berikut (
Gambar 9.18b
).
1)
ADH (
antidiuretic hormone
), mengontrol keseimbangan cairan tubuh
melalui mekanisme pengeluaran urine.
2)
Oxytocin
, merupakan hormon yang berperan dalam kontraksi otot rahim
pada saat seorang wanita melahirkan.
2. Tiroid dan Paratiroid
Kelenjar tiroid dan paratiroid berada di daerah leher. Sering disebut
kelenjar gondok
(tiroid) dan
kelenjar anak gondok
(paratiroid). Kelenjar
tersebut berfungsi mengatur kesetimbangan kadar kalsium serta laju
metabolisme tubuh.
a. Tiroid
Kelenjar tiroid berada di daerah leher bagian bawah jakun. Terdapat
dua lobus menyamping dan dihubungkan oleh bagian yang disebut
isthmus
.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon
tiroksin
dan
kalsitonin
.
1) Tiroksin
Hormon ini mengontrol kecepatan metabolisme tubuh untuk
menghasilkan energi. Meningkatnya jumlah hormon tiroksin di dalam darah
meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam tubuh. Fungsi penting hormon
tiroksin lainnya adalah berperan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tubuh serta menjadi faktor penting dalam proses
perkembangan otak pada anak. Hormon tiroksin akan aktif jika mendapat
perintah dari TSH yang berada di hipofisis. Kerja hormon tiroksin banyak
dipengaruhi oleh kadar iodin di dalam darah.
2. Kalsitonin
Kalsitonin berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalsium di dalam
darah sehingga mencegah kalsium keluar dari tulang.
b. Paratiroid
Kelenjar paratiroid berada di bagian belakang kelenjar tiroid. Terdapat
empat buah kelenjar paratiroid, 2 di sebelah kanan dan 2 di sebelah kiri
(
Gambar 9.19
). Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid atau
parathormon
(PTH).
Parathormon merupakan hormon yang bersama dengan kalsitonin
mengatur kadar kalsium tubuh. Kalsium banyak diperlukan tubuh, seperti
untuk kerja saraf dan otot. Kebutuhan kalsium akan meningkat pada wanita
hamil atau menyusui. Jika kadar kalsium dalam darah berkurang karena
nutrisi makanan yang kurang kalsium, kebutuhan kalsium akan diambil dari
tulang oleh parathormon. Jika kadar kalsium sudah cukup atau terlalu tinggi,
hormon kalsitonin akan menghambat pelepasan kalsium dari tulang.
3. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar eksokrin
maupun endokrin. Sebagai kelenjar eksokrin, pankreas menghasilkan enzim
yang berperan dalam proses pencernaan makanan. Sementara itu, sebagai
kelenjar endokrin, pankreas menghasilkan hormon. Hormon tersebut
diproduksi di bagian pulau Langerhans. Di dalam pulau-pulau Langerhans
terdapat sel beta yang menyekresikan
insulin
dan sel alfa yang
menyekresikan
glukagon
.
Faring
Paratiroid
Tiroid
Esofagus
Trakea
Sumber
:
Biology: Discovering
Life
, 1991
Gambar
9.19
Kelenjar tiroid dan paratiroid
berperan dalam pengaturan
kesetimbangan kadar kalsium.
• Paratiroid
• Tiroid
Kata Kunci
Sistem Regulasi
167
Saluran dari lambung
Saluran pankreas
Pankreas
Duodenum
a. Insulin
Insulin mengatur kadar gula dalam darah dengan cara menyimpan
kelebihan glukosa tubuh menjadi glikogen di dalam hati. Insulin berfungsi
juga mengatur metabolisme lemak.
b. Glukagon
Bersama dengan insulin, glukagon mengatur kadar gula dalam darah
dengan cara merombak glikogen menjadi glukosa. Jika kita berpuasa atau
beraktivitas berat tanpa didahului oleh asupan nutrisi, glukagon akan
memecah glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energi. Selain itu,
glukagon juga dapat memecah lemak menjadi asam lemak yang siap digunakan
dalam pembentukan energi.
4. Anak Ginjal (Adrenal)
Manusia memiliki dua kelenjar adrenal. Kelenjar tersebut berada di atas
ginjal. Setiap kelenjar adrenal tersusun atas dua bagian. Bagian dalam disebut
bagian
medula
dan bagian luar disebut bagian
korteks
. Kerja medula adrenal
dipengaruhi oleh sistem saraf otonom, sedangkan korteks adrenal
dipengaruhi oleh hormon ACTH dari hipofisis anterior.
a. Korteks
Pada kortek adrenal dihasilkan tiga macam hormon, yaitu
glucocorticoid
,
mineralocorticoid
, dan
Gonadocorticoid
.
1)
Glucocorticoid
Glucocorticoid berfungsi sama dengan glukagon sehingga berpengaruh
dalam pengaturan kadar glukosa tubuh. Kerjanya dipengaruhi oleh sekresi
ACTH di hipofisis anterior. Hormon glucocorticoid bekerja pada saat tubuh
dalam kondisi stres.
2)
Mineralocorticoid
Hormon ini mengatur kadar garam dalam darah dengan cara pengaturan
ekskresi urine dan keringat.
3)
Gonadocarticoid
Hormon ini merupkan hormon sex, terdiri atas androge, entrogen, dan
progesteron. Jumlah hormon yang dihasilkan jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan hormon sex yang dihasilkan oleh testis dan ovarium. Androgen
dan estrogen berperan dalam pembentukan ciri kelamin sekunder pria dan
wanita.
Gambar
9.20
Pankreas menghasilkan enzim-
enzim pencernaan dan hormon.
Sumber
:
Jendela Iptek: Tubuh Manusia
,1997
• Insulin
• Korteks
• Pankreas
Kata Kunci
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
168
Kelenjar adrenal
Medula
ginjal
Mineralocorticoid
Glucocorticoid
Gonadocorticoid
Norepinefrin
Epinefrin
Korteks
Gambar
9.21
Kelenjar adrenal (anak ginjal)
dan bagian-bagiannya
Sumber
:
www.emc.maricopa.edu
b. Medula
Pada bagian medula, dihasilkan hormon epinefrin (
adrenalin
) dan
norephinefrin
(
noreadrenalin
). Ketika kondisi tubuh stres, kedua hormon
tersebut akan menyiapkan kita dalam keadaan darurat sehingga
meningkatkan laju metabolisme tubuh, menaikkan detak jantung, dan kadar
glukosa tubuh. Anda juga dapat merasakan kerja hormon ini pada saat Anda
melakukan kegiatan-kegiatan menegangkan, seperti berdiri di ketinggian
atau berada dalam kondisi ketakutan.
5. Testis dan Ovarium
Testis dan ovarium merupakan sumber utama hormon seks (
Gambar 9.22
).
Pada pria, testis menghasilkan hormon testosteron. Hormon tersebut
berpengaruh dalam kematangan seksual pada pria termasuk ciri sekunder
dan pematangan sel sperma.
Ovarium akan menghasilkan dua hormon yang penting, yaitu estrogen
dan progesteron. Hormon tersebut bekerja sama mengatur ciri seks sekunder
dan mengatur masa reproduksi (menstruasi) dan masa kehamilan.
Ciri seks sekunder mulai terlihat pada seseorang yang berada pada masa
pubertas. Pada pria, ciri seks sekunder dapat berupa membesarnya suara,
timbulnya rambut di sekitar kemaluan, tumbuhnya jakun, serta bahu yang
melebar. Pada wanita ciri sekunder dapat dilihat dari tumbuhnya payudara,
munculnya rambut di sekitar kemaluan, serta dimulainya siklus reproduksi
wanita (siklus menstruasi).
6. Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak di bawah kelenjar tiroid dan paratiroid. Kelenjar
tersebut ikut berperan dalam pengaturan pertumbuhan dengan
menyekresikan hormon
somatotropin
. Selain itu, timus juga menghasilkan
timosin yang mengatur produksi sel khusus dalam darah putih, yaitu sel T.
Sel T sangat berpengaruh dalam mekanisme sistem pertahanan tubuh.
7. Saluran Pencernaan Makanan
Beberapa golongan hormon peptida dihasilkan dari kelenjar di usus
halus yang akan membantu proses pencernaan seperti hormon
sekretin
dan
hormon
kolesistokinin
. Sekretin merangsang pengeluaran getah pankreas,
sedangkan kolesistokinin merangsang pengeluaran empedu.
Selain di usus halus, lambung juga dapat menghasilkan hormon yang
membantu pencernaan makanan, yaitu hormon
gastrin
. Hormon ini
merangsang pengeluaran getah lambung.
Medula
Kata Kunci
Testis
Ovarium
Sumber
:
Biology
, 1998
Gambar
9.22
Testis dan ovarium.
Sistem Regulasi
169
8. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal berukuran sebesar kacang tanah yang terletak di tengah
otak. Kelenjar ini menyekresikan hormon melatonin yang membantu
mengatur ritme tubuh sehari-hari, seperti jadwal tidur di malam hari dan
bangun di pagi hari. Fungsi lainnya masih belum diketahui.
C Sistem Indra
Masuknya rangsang atau impuls saraf ke dalam tubuh melalui sensor
yang disebut indra. Impuls yang dapat diterima oleh indra tersebut dapat
berupa panas, tekanan, cahaya, rangsang kimia, atau gelombang suara. Dalam
tubuh terdapat lima sistem indra, yaitu
mata
,
telinga
,
hidung
,
kulit
, dan
lidah
.
1. Mata
Mata merupakan alat indra yang dapat menerima rangsang cahaya. Mata
dapat dibedakan menjadi tiga lapisan berbeda, yaitu:
a.
lapisan luar yang terdiri atas sklera dan kornea;
b.
lapisan tengah yang berisi koroid, badan silia, dan iris;
c.
lapisan dalam, tempat retina.
Bagian mata yang paling besar dan berwarna putih adalah
sklera
. Sklera
merupakan tempat otot mata melekat, di dalamnya terdapat jaringan ikat
yang berwarna putih. Perhatikan
Gambar 9.23
.
Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda.
1.
Apakah yang dimaksud dengan hormon? Apakah
fungsinya?
2.
Sebutkan kelenjar-kelenjar endokrin yang ada di
tubuh manusia.
3.
Bagaimanakah hubungan hormon dan sistem saraf
dalam mengatur tubuh?
Soal Penguasaan
Materi
9.2
Retina
Koroid
Sklera
Saraf optik
Bintik buta
Fovea
Arteri dan
vena
Vitreous humor
Otot silia
Konjungtif
Kornea
Pupil
Jalur cahaya
Lensa
Iris
Sumber
:
www.sirinet.net
Lapisan bening di depan sklera, tempat cahaya masuk dinamakan
kornea
. Di dalam kornea terdapat cairan pengisi mata, yaitu
aqueos humor
.
Cahaya yang masuk mata diatur intensitasnya oleh sebuah kepingan
yang bernama
iris
. Iris mempunyai banyak pembuluh darah dan mengandung
pigmen warna yang menyebabkan adanya perbedaan warna pada mata.
Gambar
9.23
Bagian-bagian dari mata
manusia.
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
170
Sel batang
Arah cahaya
masuk
Sel-sel saraf
Sel ganglion
Sel kerucut
Fungsi iris mirip dengan diafragma pada kamera foto. Jika intensitas cahaya
tinggi, lubang tempat cahaya masuk dipersempit. Begitu pula sebaliknya.
Pada iris, bagian lubang yang berubah sesuai dengan intensitas cahaya yang
masuk dinamakan
pupil
. Pupil terletak di bagian tengah iris. Pupil inilah
yang merupakan gerbang cahaya masuk ke mata. Pergerakan pupil didukung
oleh otot halus yang berada di sekitar pupil.
Di belakang iris terdapat sebuah lensa bikonveks untuk memfokuskan
cahaya yang masuk sehingga bayangan yang dilihat jelas. Pergerakan lensa
dilakukan oleh suatu otot mata. Lensa dibangun oleh protein yang disebut
protein kristalin
. Protein tersebut sangat jernih sehingga memungkinkan
cahaya masuk ke dalam mata. Kemampuan mata untuk memfokuskan cahaya
yang masuk disebut
daya akomodasi mata
. Seperti halnya kamera fotografi,
mata mempunyai jarak fokus terdekat maksimal untuk dapat berakomodasi.
Sementara itu, untuk pandangan jarak jauh fokus lensa mata tidak terbatas.
Di antara retina dan iris, terdapat cairan pengisi yang disebut
cairan
vitreal
. Pada bagian retina inilah, rangsang cahaya diubah menjadi impuls
saraf yang dikirim ke sistem saraf pusat. Bayangan yang dibiaskan oleh
lensa mata akan jatuh di daerah sempit di retina yang disebut
fovea
.
Sumber
:
www.sirinet.net
Gambar
9.24
Sel batang dan sel kerucut
pada retina mata
Pada retina terdapat
sel batang
yang sensitif terhadap cahaya redup
dan tidak dapat membedakan warna. Selain itu, terdapat juga
sel kerucut
yang sensitif terhadap cahaya terang dan dapat membedakan warna. Sel
batang dan sel kerucut banyak mengandung pigmen penglihatan
retinal
(turunan vitamin A) yang terikat pada protein membran yang disebut
opsin
.
Struktur opsin berbeda-beda pada tiap jenis fotoreseptor dan kemampuan
penyerapan cahaya retina bergantung pada jenis opsin yang dimiliki.
Jika Anda melihat bintang redup
di malam hari yang gelap, Anda
tidak akan dapat melihatnya
secara jelas dengan cara
memfokuskan mata. Namun,
Anda dapat melihatnya dari
sudut mata. Hal ini terjadi
karena populasi sel batang lebih
banyak di luar daerah fovae.
Dengan melihat bintang dari
sudut mata, menyebabkan
bayangan jatuh di luar daerah
fovae dengan populasi sel
batang lebih banyak sehingga
bayangan bintang lebih jelas.
Sumber
:
Biology
, 1998
Wawasan
Biologi
• Daya akomodasi mata
• Sel batang
• Sel kerucut
Kata Kunci
Sistem Regulasi
171
Sel batang memiliki jenis opsin tersendiri yang dipadukan dengan retinal
menjadi pigmen penglihatan yang disebut
rhodopsin
. Pada saat rhodopsin
menyerap cahaya, komponen kimiawi retina berubah bentuk dan memicu
implus saraf ke otak. Saat gelap, enzim mengubah retina kembali ke bentuk
semula dan bersama opsin membentuk rhodopsin. Cahaya terang mencegah
pembentukan kembali rhodopsin dan sel batang menjadi tidak responsif. Pada
saat inilah sel kerucut bekerja.
Terdapat tiga jenis sel kerucut dengan jenis opsin yang berbeda. Setiap
opsin akan berpadu dengan retinal. Semua pigmen penglihatan pada sel
kerucut ini disebut
photopsin. Tiga jenis
sel kerucut, yakni
sel kerucut
merah
,
sel kerucut hijau
, dan
sel kerucut biru
bergantung pada jenis
photopsinnya. Persepsi otak terhadap warna selain merah, hijau dan biru,
bergantung pada rangsang yang didapat dari dua atau tiga jenis sel kerucut.
Misalnya, jika sel kerucut merah dan hijau terangsang maka kita akan melihat
warna kuning atau oranye.
Buta warna disebabkan oleh kerusakan atau tidak terdapatnya satu jenis
sel kerucut atau lebih. Buta warna umumnya terjadi pada laki-laki karena
merupakan kelainan turunan yang terpaut kromosom X.
Di bagian fovea terdapat daerah yang peka terhadap cahaya disebut
bintik kuning
, sedangkan bagian yang tidak peka terhadap cahaya disebut
bintik buta
. Bayangan yang jatuh di daerah bintik buta tidak akan
diterjemahkan oleh otak sebagai bayangan.
2. Telinga
Telinga adalah organ yang terspesialisasi menerima rangsang berupa
getaran. Selain berfungsi dalam indra pendengaran, telinga juga menentukan
keseimbangan posisi kepala. Telinga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
bagian
luar
,
bagian tengah
, dan
bagian dalam
(
Gambar 9.25
).
Malleus
Incus
Stapes
Tulang
pendengaran
Saluran semisirkular
Tulang oval
Saraf vestibular
Saraf kohlear
Kohlea
Vestibula
Jendela bundar
Membran timpani
Saluran
Eustachius
Saluran
pendengaran
Daun
telinga
Sumber
:
www.sirinet.net
Gambar
9.25
Bagian telinga manusia.
Termasuk telinga bagian
manakah tulang-tulang
pendengaran?
a. Telinga Bagian Luar
Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga dan saluran pendengaran.
Daun telinga berfungsi memaksimalkan daya tangkap getaran suara. Adapun
saluran pendengaran merupakan bagian lubang telinga. Saluran pendengaran
mempunyai mekanisme pencegahan masuknya benda asing. Mekanisme
tersebut berupa rambut kecil peny
aring udara dan melapisi saluran dengan
suatu lapisan lilin. Dalam beraktivitas pasti akan selalu ada benda asing yang
masuk ke dalam saluran telinga sehingga lapisan lilin menggumpalkannya
menjadi kotoran telinga yang disebut dengan
serumen
.
• Bintik buta
• Bintik kuning
•Opsin
• Photopsin
• Rhodopsin
Kata Kunci
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
172
b. Telinga Bagian Tengah
Membran timpani menjadi awal dari saluran telinga bagian tengah. Pada
bagian ini, terdapat tulang-tulang kecil pendengaran yang terdiri atas.
Tulang martil
(
maleus
),
tulang landasan
(
incus
), dan tulang
sanggurdi
(
stapes
).
Tulang-tulang tersebut merupakan tulang terkecil yang berada dalam
tubuh kita. Namun, ketiga jenis tulang berperan penting dalam perambatan
getaran suara di dalam telinga. Dari membran timpani, getaran suara
dirambatkan ke tulang martil, lalu ke tulang landasan, dan akhirnya ke tulang
sanggurdi yang posisinya melekat dengan sebuah tingkap oval. Tingkap
oval atau tingkap jorong tersebut merupakan sebuah membran tipis di dalam
telinga.
Di bagian tengah telinga, terdapat saluran Eustachius yang meng-
hubungkan saluran telinga tengah dengan saluran pencernaan di rongga
mulut. Saluran tersebut menyeimbangkan tekanan udara yang berada di
bagian luar dan dalam telinga sehingga membran timpani tidak terganggu
(pecah).
c. Telinga Bagian Dalam
Di bawah tingkap oval, terdapat membran lainnya, yaitu
tingkap
bundar
. Dari tingkap bundar, getaran dirambatkan ke bagian telinga dalam
yang dimulai dari bagian rumah siput (
cochlea
). Di dalamnya terdapat suatu
cairan yang dipisahkan oleh sebuah membran. Di dalam rumah siput terdapat
juga rambut-rambut silia yang peka terhadap getaran, serta organ korti yang
merupakan organ untuk pendengaran. Getaran akan dirambatkan menuju
cairan di dalam rumah siput yang akan menggetarkan membran basal di
dalamnya sehingga menyebabkan rambut getar mengalami depolarisasi. Dari
bagian rambut getar, kemudian getaran yang datang dari luar diubah menjadi
impuls saraf yang akan dikirim ke otak menuju saraf akustik.
d. Saluran Keseimbangan
Saluran pendengaran menjadi salah satu organ
keseimbangan tubuh. Hal tersebut karena dalam saluran
pendengaran terdapat sebuah saluran kecil di atas rumah
siput yang disebut
kanalis semisirkularis
. Kanalis
semisiklularis terdiri atas tiga saluran setengah lingkaran.
Satu saluran berada dalam posisi horizontal yang disebut
ampula
, sedangkan dua bagian lainnya dalam posisi vertikal,
yaitu
skula
dan
utrikula
.
Di dalam kanalis semisirkularis terdapat cairan dan
rambut getar yang berfungsi sebagai alat pengenal posisi
sehingga kita dapat menjaga keseimbangan tubuh. Selain itu,
di dalam saluran ini juga terdapat suatu protein dan kalsium
karbonat yang ikut menentukan posisi tubuh, yaitu
otolit
(
Gambar 9.27
). Bersama dengan cairan yang berada di dalam
kanalis semisirkularis, otak dapat memahami posisi tubuh
kita dan mempertahankan keseimbangan posisi tubuh.
3.
Hidung
Selain sebagai alat respirasi, hidung juga merupakan
organ sensorik yang terspesialisasi untuk menangkap
rangsang kimia. Di udara, rangsang kimia yang ringan dibawa dalam bentuk
gas yang kemudian diterima oleh kemoreseptor berisi silia di hidung yang
disebut
reseptor olfaktori
(
Gambar 9.28
).
a.
Setiap saluran
semisirkular
mempunyai
pembesaran di
ujungnya yang
dilapisi sel-sel
reseptor di dalamnya
b.
Ketika kepalamu
tegak, cairan dan
rambut-rambut
juga ikut tegak
c.
Setiap
perubahan
menyebabkan
cairan bergeser
ke arah
berlawanan
Sumber
:
www.sirinet.net
,
Dokumentasi penerbit
Gambar
9.27
Skema gerakan otolit yang ikut
menentukan keseimbangan
posisi tubuh ketika bergerak.
Saluran
semisirkular
Jendela oval
Kohlea
Stapes
Sumber
:
www.sirinet.net
Gambar
9.26
Saluran telinga bagian dalam
sebagai jalur rambat suara.
Sistem Regulasi
173
Silia tersebut diminyaki oleh lapisan lendir. Pada lapisan membran silia,
terdapat enzim yang akan mengkatalisis proses perubahan sinyal kimia menjadi
impuls saraf sehingga menciptakan perubahan potensial aksi. Impuls saraf
yang dihasilkan akan dikirim ke bagian otak, yaitu saraf kranial olfaktori I.
Tulang
Bulbus olfaktori
Akson
olfaktori
Sel reseptor olfaktori
Rongga
hidung
Gambar
9.28
Hidung adalah organ sensorik
yang dapat menangkap rangsang
kimia.
Di rongga hidung bagian
manakah
letak bulbus olfaktori?
Sumber
:
Biology: Dicovering Life
, 1991
• Kanalis semisirkularis
• Reseptor olfaktori
Kata Kunci
4. Lidah
Lidah merupakan bagian dari reseptor kimia tubuh lainnya. Organ yang
menerima rangsangan ini adalah ujung pengecap yang berada di lidah.
Jumlah ujung pengecap ini dapat mencapai 10.000 buah yang tersembunyi di
antara tonjolan-tonjolan lidah (papila). Perhatikan
Gambar 9.29
.
Setiap ujung pengecap, memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap rasa.
Pada dasarnya, rasa sangat beragam sekali, tapi hanya ada empat macam
rasa yang umum kita kecap, yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Setiap bagian
di lidah mempunyai sensitivitas berbeda terhadap sensasi empat rasa
tersebut.
Setiap sensasi rasa yang diberikan akan diterima oleh reseptor di dalam
ujung pengecap yang akan membuat perbedaan potensial sehingga impuls
saraf dapat dialirkan ke sistem saraf pusat. Bagian otak yang menerima
rangsangan ini adalah saraf kranial VII (fasial) dan saraf kranial IX
(glosofaringeal).
Sel-sel
reseptor
Pori-pori
Kuncup
perasa
Lidah
Pori
pengecap
Kuncup
perasa
Molekul gula
Neuron
sensoris
Sel reseptor
Sumber
:
www.vh.org; Biology Concepts & Connections
, 2006
Gambar
9.29
Papila pada lidah manusia.
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
174
Sensasi rasa yang kita kecap dari sistem saraf pengecap, biasanya
berhubungan dengan kerja dari sistem saraf penciuman di hidung. Oleh
karena itu, pada saat kita pilek dan indra penciuman tersumbat, makanan
yang kita makan seakan tidak memiliki rasa.
5. Kulit
Kulit merupakan reseptor tubuh yang paling luas dan paling pertama
menerima informasi dari lingkungan. Di dalam kulit, tersimpan banyak sekali
reseptor mekanis (
mechanoreceptor
) sehingga kita dapat merasakan dingin,
panas, tekanan, hingga rasa sakit. Umumnya, reseptor berada di bawah
folikel akar rambut sehingga diduga ada hubungan antara rambut di kulit
dengan sensitivitas kulit terhadap rasa tertentu. Anda dapat membuktikan
bagaimana rasa sakit akibat rambut kaki yang dicabut jika dibandingkan
dengan rambut di kepala. Di bawah kulit, setidaknya ada lima jenis sel saraf
reseptor yang menerima informasi berbeda (
Gambar 9.30
), yaitu:
a.
Ruffini
, peka terhadap rangsang suhu panas;
b.
Krause
, peka terhadap rangsang suhu dingin;
c.
Paccini
, peka terhadap rangsang tekanan, dan sentuhan;
d.
Meissner
, peka terhadap rangsang tekanan dan sentuhan;
e.
Ujung saraf bebas, peka terhadap rangsang tekanan ringan dan rasa
sakit.
Reseptor-reseptor pada kulit
dari jenis yang berbeda, tidak
menyebar secara sama di
permukaan tubuh. Reseptor
rasa sakit 27 kali lebih banyak
dibandingkan reseptor dingin.
Sumber
:
Heath Biology
, 1985
Wawasan
Biologi
Reseptor
panas
Ujung saraf
bebas
Reseptor
tekanan ringan
Ujung kelenjar
keringat
Reseptor
tekanan berat
Reseptor dingin
Sumber
:
www.sirinet.net
Gambar
9.30
Jenis sel saraf sensoris yang
berada di bawah kulit manusia.
Kerja kelima sel saraf tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe
reseptor, yaitu termoreseptor (
Ruffini
dan
Krause
), mekanoreseptor (
Meisner
dan
Paccini
), dan reseptor rasa sakit (ujung saraf bebas). Mekanoreseptor
banyak terdapat di ujung jari, bibir, telapak kaki, dan alat kelamin. Ujung-
ujung reseptor rabaan juga terdapat pada folikel rambut di dalam lapisan
dermis. Reseptor rasa sakit atau nyeri dibedakan dari mekanoreseptor karena
memang mempunyai mekanisme kerja yang berbeda.
Reseptor rasa sakit dapat dikatakan sebagai reseptor kimia yang berada
di luar hidung dan lidah. Reaksi kerja yang terjadi akibat sensasi rasa sakit di
kulit diciptakan oleh pelepasan enzim dari jaringan yang rusak atau terluka
sehingga akan mengubah protein tertentu di dalam darah menjadi suatu zat
kimia, yaitu
bradikinin
, yang mengaktifkan reseptor rasa sakit.
Sistem Regulasi
175
Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda.
1.
Sebutkan organ indra yang dimiliki oleh manusia.
2.
Jelaskan bagian-bagian telinga.
3.
Mengapa dalam merasakan rasa makanan, indra
penciuman memiliki pengaruh terhadap persepsi
rasa tersebut?
Soal Penguasaan
Materi
9.3
D Gangguan pada Sistem Regulasi
Gangguan pada sistem regulasi dapat terjadi pada sistem saraf, sistem
hormon, dan sistem indra. Berikut ini beberapa gangguan yang umum
dijumpai pada sistem regulasi.
1. Gangguan Sistem Saraf Pusat
Beberapa penyakit yang mengganggu sistem saraf pusat adalah stroke,
meningitis, sklerosis ganda, polio paralitik, penyakit Parkinson, penyakit
Leu Gehrig, dan sakit kepala migrain.
a.
Stroke
Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada otak yang dipicu oleh
terhalangnya aliran darah atau hilangnya darah di pembuluh darah dalam
otak. Masih ingatkah Anda materi sistem peredaran darah? Apa yang dapat
menyebabkan kelainan pada aliran darah?
Penderita stroke mempunyai masalah dengan reaksi motorik (gerakan
pada bagian tubuh tertentu) sehingga menyebabkan kelumpuhan. Jika bagian
otak tidak mendapat suplai nutrisi, akan terjadi kematian pada bagian sel
sarafnya. Jika semua bagian otak tidak mendapatkan nutrisi dalam waktu
lima menit saja, dapat mengakibatkan kematian. Stroke disebut juga sebagai
kematian sebagian sel saraf di otak.
b.
Meningitis
Anda telah mengenal lapisan pelindung otak, yaitu meninges. Bagian
ini tidak luput dari infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme. Penyakit
infeksi atau radang pada lapisan meninges dinamakan
meningitis
.
c.
Koma
Koma diartikan sebagai periode panjang seseorang pada kondisi tidak
tersadarkan diri dan tidak dapat dirangsang bahkan dengan stimuli yang
paling menyakitkan. Koma dapat diakibatkan oleh benturan pada otak.
d . Tremor
Tremor adalah kondisi tubuh dan alat gerak yang tidak dapat menahan
goncangan tubuh. Penderita lanjutannya adalah penyakit Parkinson, yaitu
kelainan otak yang ditandai dengan gemetar dan kesulitan berjalan, bergerak,
dan regulasi.
e.
Sklerosis ganda
Sklerosis ganda adalah salah satu penyakit utama pada sistem saraf pusat.
Orang dengan penyakit ini mengalami pengurangan mielin yang
mengakibatkan gangguan pada kemampuan saraf untuk menghantarkan
Diskusikan, mengapa bila kita menusukkan jarum dan menempelkan bara atau
es pada titik yang sama di permukaan tubuh, sensasinya akan berbeda-beda?
Tugas Ilmiah 9.1
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
176
impuls elektrik dari dan ke otak. Beberapa gejalanya adalah lemas pada
kaki dan lutut, hilangnya keseimbangan, penglihatan kabur, dan
berkurangnya kemampuan berbicara.
f.
Sakit kepala migrain
Sakit kepala migrain
adalah sakit kepala yang terjadi pada salah satu
sisi kepala.
g.
Rabies
Rabies
adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang
disebabkan oleh virus rabies. Rabies ditularkan melalui gigitan hewan penular
rabies, seperti anjing, kucing, dan kera (
Gambar 9.31
). Setelah memperbanyak
diri dalam neuron-neuron sentral, virus bergerak ke arah perifer dalam serabut
saraf eferen, saraf volunter, maupun saraf otonom. Dengan demikian, virus
tersebut menyerang hampir setiap organ dan jaringan di dalam tubuh, dan
berkembang biak dalam jaringan-jaringan seperti kelenjar ludah dan ginjal.
Pada Mei 2004,WHO (
orld
Health rganization
) melaporkan
bahwa sekitar 18.000 orang
India meninggal karena rabies
setiap tahunnya. Hal ini setara
dengan satu kematian setiap 30
menit.
Sumber
:
www.animalindiatrust.com
Wawasan
Biologi
2. Gangguan pada Sistem Hormon
Terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon dapat menyebabkan kelainan
pada tubuh. Contohnya, jika kelenjar pituitari memproduksi terlalu banyak
hormon tumbuh, seorang anak dapat menjadi sangat tinggi. Jika kelenjar
tersebut memproduksi terlalu sedikit, anak itu menjadi kerdil. Beberapa
contoh lain gangguan yang diakibatkan oleh hormon adalah sebagai berikut.
a. Defisiensi Adrenal
Beberapa orang mempunyai permasalahan dengan produksi kelenjar
adrenal sehingga tubuhnya lemah, mudah lelah, sakit pada daerah perut,
mual-mual, dan dehidrasi. Kondisi tersebut disebabkan berkurangnya fungsi
korteks adrenal yang menyebabkan berkurangnya produksi hormon adrenal
kortikosteroid. Perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan
pengganti hormon kortikosteroid.
b. Sindrom Cushing
Penggunaan obat-obatan tertentu untuk mengobati suatu penyakit, ternyata
dapat menyebabkan timbulnya penyakit baru. Sindrom cushing disebabkan
oleh jumlah hormon glukokortikoid yang berlebih pada tubuh. Pada anak-anak,
biasanya terjadi jika mereka mengonsumsi obat-obatan kortikosteroid sintetis
(seperti prednisone) dalam dosis yang besar untuk menyembuhkan penyakit
autoimun, seperti lupus. Gejala yang muncul dalam jangka waktu panjang adalah
obesitas, kegagalan tumbuh, lemahnya otot-otot, kulit mudah teriritasi, jerawat,
tekanan darah tinggi, dan perubahan psikologi. Terapi penyembuhan yang dapat
dilakukan adalah dengan operasi, terapi radiasi, kemoterapi, atau obat-obatan
yang menghalangi produksi hormon.
Sumber
:
www.animalindiatrust.com
Gambar
9.31
Hewan penyebar rabies. Rabies
dapat ditularkan antara lain
oleh monyet dan anjing.
Sistem Regulasi
177
c. Diabetes
Terdapat dua jenis diabetes, yakni diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
1)
Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 disebabkan pankreas gagal memproduksi cukup insulin.
Gejalanya adalah terus-menerus haus, lapar, buang air kecil, dan hilangnya
berat badan. Pada anak-anak dan remaja, kondisi tersebut biasanya
disebabkan antibodi menyerang dan menghancurkan sel pankreas yang
memproduksi insulin. Penyakit tersebut dapat menimbulkan komplikasi
jangka panjang, seperti masalah ginjal, kerusakan saraf, kebutaan, dan
penyakit jantung koroner dini dan stroke. Untuk mengontrol kandungan
gula dalam darah dan mengurangi risiko komplikasi diabetes, penderitanya
memerlukan suntikan insulin secara teratur.
2)
Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 disebabkan tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam
jumlah yang normal. Anak-anak dan remaja yang mengidap penyakit ini
akan kelebihan berat badan. Gejala dan komplikasi yang timbul serupa
dengan diabetes tipe 1. Beberapa penderita dapat mengontrol kadar gula
dalam darah dengan diet, berolahraga, dan mengonsumsi obat-obatan.
Namun, banyak pula yang memerlukan suntikan insulin seperti penderita
diabetes tipe 1.
d. Masalah Hormon Tumbuh
Kelenjar pituitari yang gagal memproduksi sejumlah hormon tumbuh
yang diperlukan, membuat pertumbuhan seorang anak terganggu. Hormon
tumbuh yang diproduksi secara berlebihan pada masa pertumbuhan akan
membuat tulang dan bagian tubuh lain tumbuh secara berlebihan dan
menyebabkan
gigantisme
. Hipoglikemi (kadar gula rendah) juga dapat timbul
pada anak yang kekurangan hormon tumbuh, biasanya pada bayi dan anak
kecil.
e. Tiroid
Kelainan yang berkaitan dengan hormon tiroid, yakni hipertirodisme
dan hipotirodisme.
1)
Hipertiroidisme
Hipertiroid merupakan kondisi kadar hormon tiroid dalam darah sangat
tinggi. Gejala yang timbul berupa hilangnya berat badan, gugup, tremor,
keringat berlebih, laju detak jantung dan tekanan darah tinggi, mata yang
menonjol, dan hiperaktif. Penyakit ini dapat diobati dengan pengobatan,
pembuangan atau penghancuran kelenjar tiroid dengan operasi atau terapi
radiasi.
2)
Hipotiroidisme
Hipotiroidisme merupakan kebalikan dari hipertiroid, yaitu kadar
hormon tiroid dalam darah sangat rendah. Hal tersebut menyebabkan
lambatnya proses-proses dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lemah, laju
detak jantung rendah, keringnya kulit, dan penambahan berat badan. Karena
kadar hormon tiroid dalam darah rendah, kelenjar tiroid berusaha
memproduksinya. Hal tersebut berakibat pada membengkaknya kelenjar
tiroid yang dikenal dengan penyakit gondok (
Gambar 9.33
).
Untuk mencegah dan mengobatinya, pasien diberi zat yodium sehingga
produksi hormon tiroidnya kembali normal. Selain itu, hipotiroid pada anak-
anak dapat menyebabkan lambatnya pertumbuhan (kekerdilan) dan
tertundanya pubertas. Kondisi ini disebut
kretinisme
. Bayi-bayi yang
dilahirkan dengan tidak adanya atau tidak sempurnanya kelenjar tiroid dapat
Gambar
9.32
Insulin. Kini insulin dapat
diproduksi menggunakan
bakteri. Insulin digunakan oleh
para penderita diabetes.
Sumber
:
Biology Concepts &
Connections
, 2006
Sumber
:
www.sets.families.com
Gambar
9.33
Penyakit gondok. Hal ini terjadi
pada seseorang yang kurang
mengonsumsi yodium.
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
178
mengidap hipotiroidisme. Kondisi tersebut dapat diobati dengan pemberian
pengganti hormon tiroid secara oral.
f. Pubertas Dini
Perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas dapat timbul
secara dini pada anak-anak jika hormon pituitari yang menstimulasi gonad
meningkat secara dini. Pengobatan melalui suntikan dapat dilakukan untuk
menekan sekresi hormon-hormon pituitari (gonadotropin) dan menahan
kemajuan perkembangan seksual pada anak-anak sebelum waktunya.
3. Gangguan pada Sistem Indra
Beberapa kelainan yang terjadi pada sistem indra di antaranya adalah
sebagai berikut.
a. Rabun Jauh
Rabun jauh (miopi) disebabkan daya akomodasi mata berubah sehingga
tidak dapat memfokuskan bayangan tepat di bintik kuning. Orang yang
menderita rabun jauh tidak dapat melihat objek yang berada jauh karena
bayangan yang masuk ke mata jatuh di depan bintik kuning. Penderitanya
dapat ditolong dengan menggunakan lensa cekung (bikonkaf).
b. Rabun Dekat
Rabun dekat (hipermetropi) disebabkan daya akomodasi mata yang
menurun, penderitanya tidak dapat melihat dengan jelas objek yang jaraknya
dekat dengan mata. Umumnya, penderita rabun dekat berhubungan dengan
penuaan. Semakin tua usia seseorang, semakin berkurang daya akomodasi
mata sehingga terjadi hipermetropi. Penderitanya dapat ditolong dengan
menggunakan lensa cembung (bikonveks) (
Gambar 9.34
).
Untuk menyembuhkan rabun
jauh dan rabun dekat kini telah
dikembangkan cara pengobatan
baru yang disebut LASIK
(Laser-Assisted in Situ
Keratomileusis). Teknologi ini
secara permanen mengubah
bentuk kornea menggunakan
laser sehingga memperbaiki
fokus cahaya mata.
Sumber
:
www.asklasikdoctor. com
Wawasan
Biologi
Lensa
bikonkaf
Lensa
bikonvek
Miopi
Fokus sebelum
menggunakan lensa
cekung
Fokus
menggunakan
lensa
cembung
Hipermetropi
Sumber
:
www.micro.magnet.fsu.edu
Gambar
9.34
Penderita miopi dan
hipermetropi yang dapat
ditolong dengan lensa kaca
mata.
c. Presbiopi
Presbiopi merupakan gabungan dari rabun jauh dan dekat sehingga benda
yang terlalu jauh ataupun terlalu dekat tidak dapat difokuskan. Penderitanya
dapat dibantu dengan menggunakan lensa progresif.
Sistem Regulasi
179
Dewasa ini masyarakat Indonesia, terutama anak-anak, banyak yang menderita
autis. Diskusikan hal tersebut dikaitkan dengan sistem saraf. Anda dapat mencari
informasi melalui artikel-artikel di surat kabar atau internet.
Tugas Ilmiah 9.2
Kerjakanlah di dalam buku latihan Anda.
1.
Sebutkan contoh gangguan pada sistem saraf pusat.
2.
Jelaskan perbedaan diabetes tipe 1 dan tipe 2.
3.
Apa yang harus dilakukan untuk mengobati
kelainan pada sistem indra jika mengalami
kelainan hipermetropi dan miopi?
Soal Penguasaan
Materi
9.4
1.
Sistem regulasi pada manusia terdiri atas sistem
saraf, sistem hormon, dan sistem indra. Sistem saraf
berfungsi mengatur dan mengoordinasikan
aktivitas tubuh. Sistem hormon memiliki fungsi
regulasi mirip sistem saraf, namun dengan cara
menyekresikan hormon dan memerlukan waktu
yang relatif lebih lama. Sistem indra menerima segala
rangsang dari luar tubuh untuk diterjemahkan dan
ditanggapi.
2.
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron). Sistem
saraf dapat dibedakan menjadi sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas
Rangkuman
otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi
terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf
otonom.
3.
Sistem hormon terdiri atas kelenjar-kelenjar yang
menghasilkan hormon, antara lain kelenjar timus,
pankreas, hipotalamus, hipofisis, tiroid, dan
paratiroid.
4.
Sistem indra menangkap semua rangsang dari
lingkungan. Sistem indra terdiri atas mata, hidung,
telinga, kulit, dan lidah.
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
180
Otak
depan
Sistem saraf
Sistem Regulasi
Sistem indra
Sistem hormon
Sistem saraf pusat
Sistem saraf tepi
Otak
Sumsum tulang
Otak
tengah
Otak
belakang
Somatik
31 pasang
di sumsum
tulang
belakang
12 pasang
di otak
Saraf
parasimpatetik
Saraf
simpatetik
Otonom
Kelenjar
timus
Pankreas
Hipotalamus
dan Hipofisis
Tiroid dan
paratiroid
Mata
Hidung
Telinga
Kulit
Lidah
Kaji Diri
Apakah Anda sudah memahami materi tentang Sistem
Saraf? Apakah Anda sudah memahami Sistem Hormon?
Bagaimana dengan materi Sistem Indra? Setelah mempelajari
Bab Sistem Regulasi, Anda harus dapat menjelaskan
keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses penyakit pada
sistem regulasi manusia. Jika Anda belum mampu menjelaskan
keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta penyakit
pada sistem regulasi manusia, berarti Anda belum menguasai
Bab Sistem Regulasi dengan baik. Rumuskan materi yang
belum Anda pahami, kemudian diskusikan dengan teman-teman
atau guru Biologi Anda. Adakah manfaat bagi Anda setelah
mempelajari bab ini?
yaitu
terdiri atas
di antaranya
dibagi menjadi
dibagi menjadi
terdiri atas
terdiri atas
terdiri atas
dibagi menjadi
P e t a
K
onsep
Sistem Regulasi
181
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan kerjakanlah pada buku latihan Anda.
Evaluasi Materi Bab
9
1.
Sel saraf yang sifatnya membawa rangsang dari
pusat saraf menuju alat-alat panca indra disebut ....
a.
neuron
d.
ganglion
b.
motorik
e.
sensibel
c.
sensorik
2.
Saraf parasimpatetik berpengaruh terhadap
aktivitas beberapa organ tubuh,
kecuali
....
a.
kontraksi pembuluh darah
b.
pengecilan pupil
c.
peningkatan sekresi kelenjar saliva
d.
pengecilan bronkus
e.
kontraksi dinding usus
3.
Urutan jalan rangsangan pada busur refleks
mengikut pola ....
a.
reseptor - serabut saraf sensorik - saraf tulang
belakang - serabut saraf motorik - efektor
b.
reseptor - serabut saraf motorik - saraf tulang
belakang - serabut saraf sensorik - efektor
c.
reseptor - saraf tulang belakang - serabut saraf
sensorik - serabut saraf motorik - efektor
d.
reseptor - serabut saraf sensorik - otak - serabut
saraf motorik - efektor
e.
reseptor - serabut saraf sensorik- serabut saraf
motorik - konektor - efektor
4.
Dari berbagai macam hormon yang anda kenal,
ada di antaranya yang dihasilkan oleh pankreas,
yaitu ....
a.
tripsin
d.
amilase
b.
erepsin
e.
pepsin
c.
insulin
5.
Adrenalin adalah hormon yang berfungsi ....
a.
mengatur metabolisme
b.
memengaruhi kerja hormon lainnya
c.
merangsang kerja usus
d.
mengatur metabolisme senyawa fosfat
e.
menurunkan tekanan darah
6.
Hormon yang mengatur terhadap pematangan ciri
seks sekunder adalah
....
a.
aldosteron
d.
testosteron
b.
epineprin
e.
insulin
c.
tiroksin
7.
Berikut adalah beberapa jenis hormon yang
dihasilkan oleh manusia.
1.
Adrenalin
5.
Progesteron
2.
Insulin
6.
Testosteron
3.
Estrogen
7.
Prolaktin
4.
Tiroksin
8.
Gastrin
Hormon-hormon yang berperan dalam kegiatan
reproduksi adalah ....
a.
1, 3, 4
d.
4, 6, 8
b.
2, 5, 7
e.
3, 5, 6
c.
3, 6, 8
8. Tumbuhnya kumis dan membesarnya suara pada
pria remaja dipengaruhi hormon. Peranan hormon
dalam peristiwa di atas ....
a.
memengaruhi pertumbuhan
b.
mengatur kegiatan alat-alat tubuh
c.
memengaruhi tumbuhnya sifat kelamin
sekunder
d.
memacu pemasakan spermatozoid
e.
memengaruhi daya tahan tubuh
9. Uji refleks sering dilakukan dengan cara me-
mukulkan benda lunak perlahan-lahan ke bagian
bawah tempurung lutut sehingga secara tidak sadar
tungkai bawah bergerak ke depan. Busur refleks
yang menghasilkan gerakan itu mempunyai jalur
sebagai berikut ....
a.
lutut - saraf motorik - sumsum tulang belakang
- saraf sensorik- kaki
b.
lutut - saraf sensorik- sumsum tulang belakang
- saraf motorik - kaki
c.
lutut - saraf sensorik- otak - saraf motorik - kaki
d.
lutut - saraf motorik - otak - saraf sensorik- kaki
e.
lutut - saraf sensoris konektor menyilang - saraf
motorik kaki
10. Kelainan mata yang dapat diatasi dengan
menggunakan kacamata lensa cekung adalah ....
a.
miopi
d.
emetropi
b.
hipermetropi
e.
trakoma
c.
presbiopi
11. Perhatikan penampang mata berikut ini.
1
2
3
5
4
Bagian yang berfungsi menggerakkan bola mata
adalah ....
a.
1
d.
4
b.
2
e.
5
c.
3
12. Kelenjar endokrin ikut menentukan ciri-ciri
fungsional organisme terutama yang menyangkut
fungsi berikut,
kecuali
.....
a.
nutrisi
d.
regulasi
b.
respirasi
e.
iritabilitas
c.
ekskresi
13. Hormon yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tubuh manusia adalah.....
Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI
182
B. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar pada buku latihan Anda.
1.
Terangkan oleh Anda apa yang mendasari
perbedaan dan persamaan cara kerja sistem
regulasi antara sistem saraf dan sistem hormon,
buatlah dalam tabel.
2.
Sebutkan tiga lapisan selaput pembungkus otak.
Penyakit apa yang dapat terjadi pada selaput ini?
3.
Jelaskan mekanisme penjalaran impuls pada
refleks.
4.
Jelaskan tiga contoh gangguan pada sistem
hormon.
a.
parathormon
d.
tiroksin
b.
adrenalin
e.
oksitoksin
c.
kortison
14. Metabolisme kalsium diatur oleh hormon yang
dihasilkan kelenjar....
a.
anak gondok
d.
timus
b.
anak ginjal
e.
pank
reas
c.
gondok
15. Salah satu cacat tubuh akibat kekurangan hormon
adalah kretinisme. Defisiesi hormon yang me-
nyebabkan kretinisme tersebut adalah ....
a.
hipofisis
d.
paratiroid
b.
prolaktin
e.
somatotrop
c.
tiroksin
16. Penderita penyakit gondok disebabkan oleh ....
a.
rusaknya sistem indra
b.
kekurangan vitamin E pada gizinya
c.
virus
d.
kekurangan yodium
e.
bakteri
17. Jika orang sedang marah, jantungnya berdebar-
debar, pernapasan lebih cepat, dan gerakan-
gerakannya serba cepat. Hal tersebut disebabkan
pengaruh hormon.....
a.
insulin
d.
tiroksin
b.
sekskretin
e.
asetilkolin
c.
adrenalin
18. Hormon yang merangsang pengeluaran getah
pankreas adalah ....
a.
sekretin
b.
kolesistokinin
c.
gastrin
d.
somatrotopin
e.
epineprin
19. Apa yang akan terjadi dalam organ hati apabila
kadar gula dalam tubuh terlalu tinggi, maka hati
akan bertugas....
a.
mengeluarkan hormon insulin untuk
menurunkan kadar gula dalam darah
b.
mengeluarkan hormon adrenalin untuk
menurunkan kadar gula dalam darah
c.
menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula
otot)
d.
mengubah gula menjadi bilirubin
e.
menyimpan gula dalam biliverdin
20. Lapisan luar pada mata merupakan tempat ter-
dapatnya ....
a.
retina
b.
koroid
c.
sklera
d.
kornea
e.
pupil
5.
Dalam beberapa kasus, kita sering mendengar
seseorang yang selalu mencari sensasi dari
kegiatan-kegiatan yang menegangkan, seperti
melompat dari ketinggian atau berperahu di arus
deras. Dari beberapa contoh kejadian tersebut,
dapatkah Anda mencoba menganalisis apa
penyebab seseorang melakukan dan menyenangi
kegiatan-kegiatan seperti itu? Mekanisme apa yang
menurut Anda membuat seseorang kadangkala
ketagihan dengan aktivitasnya tersebut?
Soal Tantangan
Malnutrisi beberapa senyawa penting yang
diperlukan oleh tubuh dapat menyebabkan gangguan
fungsi dari beberapa organ tubuh, misalnya gondok dan
rabun senja. Hasil penelitian WHO (
World Health
Organization
) mengungkapkan bahwa kekurangan iodium
yang dikonsumsi melalui makanan dapat menurunkan
tingkat kecerdasan anak-anak usia sekolah. WHO juga
mengungkapkan bahwa di Indonesia banyak produk
garam berlabel iodium ternyata tidak mengandung iodium.
Untuk mengatasi hal ini, bagaimanakah Anda memenuhi
kebutuhan iodium yang diperlukan oleh tubuh, mengingat
pentingnya senyawa ini. Sebutkan jenis-jenis makanan
yang dapat digunakan untuk mengatasi kelainan tersebut.